Educare (pendidikan spiritual) merupakan mekanisme praktik mengeluarkan atau memberdayakan kecerdasan Ilahi yang secara esensi sudah menjadi modalitas di dalam diri manusia melalui proses pendidikan dengan tujuan utama untuk mentransformasi karakter atau memunculkan hakekat kemuliaan yang bersifat adikodrati tersebut. Spiritual di sini mengacu kepada emansipasi kesadaran manusia untuk berinteraksi dengan “sang diri”, menyadari sifat ketuhanannya dan pengejawantahan nilai-nilai kemanusiaan (human values). Kemampuan komunikasi spiritual melalui suara hati (inner voice) dan penyatuan spiritual untuk melampui dualitas.
Membangun spirit educare memerlukan kesadaran praktis akan pentingnya transformasi diri. Totalitas karakter ketuhanan yang dimunculkan dari dalam diri akan berefek terjadinya transformasi karakter, baik dalam tataran individu ataupun dalam lingkup yang lebih luas yaitu dalam ranah transformasi sosial atau transformasi budaya. Ada 5 unsur yang harus diperhatikan dengan baik dalam mengintensifkan model spirit educare ini.
1. Nilai-nilai Adiluhung/Local Geneous setempat
Nilai atau konsepsi-konsepsi terpenting dalam sistem budaya setempat yang dijadikan pedoman perilaku yang mulia, menumbuhkan karakter yang baik, mesti dieksplorasi untuk memperkuat internalisasi human values. Human values ini pada dasarnya memiliki wujud yang universal (ex: love and selfless service). Nilai-nilai adiluhung dengan konsep-konsep lokal tempat dilakukan educare penting untuk digali untuk merevitalisasi ataupun menjadi sebuah dekonstruksi untuk menemukan makna yang lebih dalam lagi dan bermanfaat sesuai dengan konteks kehidupan kekinian. Aplikasi local genius yang equilibrium dengan human values dapat menjadi sumber emansipasi yang kuat dalam praktik educare.
2. Modalitas Kepribadian “to be example”
Prof. Koentjaraningrat (Antropolog) mengungkapkan kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri watak khas yang dimiliki seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian terdiri dari unsur pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri. Agen Educare sudah semestinya melakukan terlebih dahulu (to be example/be a role model) mempraktikkan nilai-nilai adiluhung tersebut maka nilai itu akan menjadi lebih hidup atau efektif dan mudah diikuti oleh masyarakat. Dalam Budaya Bali hal ini disebut dengan konsep Taksu. Sesuatu yang dilakukan dengan kemurnian, ketulusan disertai keyakinan penuh bahwa semua tindakan itu adalah atas kehendak-Nya. Spiritualitas murni selalu menjadi payung dalam kegiatan educare.
3. Potensi Transformasi Sosio-Budaya
Perilaku sosial dan perkembangan budaya serta konstruksi sosial atas realitas spiritual memang bisa mengarah kepada spiritualitas palsu (pseudo spirituality) ataupun yang memang spiritualitas murni (pure spirituality). Budaya selalu bersifat dinamis dan mengalami konstruksi sesuai dengan perkembangan lokalnya. Potensi transformasi sosial-budaya mesti menjadi analisis pertama untuk memperkuat praktik educare ini dalam masyarakat. Pengendalian sosial melalui spirit educare dapat dilakukan dengan menemukan potensi transformasi sosio-budaya.
4. Spirit Empowerment
Pemberdayaan (empowerment) merupakan upaya meningkatkan kemampuan agensi dengan menguatan potensi yag ada pada dirinya. Spirit empowerment adalah upaya dengan penuh keikhlasan untuk membuat semuanya merasakan dirinya mampu di bidangnya secara fasih dan berakhlak mulia. Educare merupakan spirit pemberdayaan itu sendiri. Spirit membangun nilai-nilai kemanusiaan yang terpendam di dalam diri manusia.
5. Manajemen Lingkungan (Alam, Biologis, Psikologis, Sosio-Budaya dan Spiritual)
Lingkungan fisik-alam termasuk aspek biologis menusia merupakan ranah yang menjadi ada karena aspek kesadaran. Hal ini menjadi lebih bermakna jika transformasi paradigma dan atau penelusuran cara pandang kita dianalisis dengan seksama. Kontrol semua aspek lingkungan adalah dengan membersihkan cara pandang atau paradigma untuk menjadi murni. Transformasi paradigma dan manajemen lingkungan menjadi kata kunci dalam spirit educare
Kelima unsur ini saling terkait secara sinergi dalam mendukung keberhasilan sebuah program pendidikan spiritual dalam segala struktur masyarakat. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba membagi pendidikan menjadi dua yaitu pendidikan duniawi dan pendidikan spiritual (educare) Beliau mengungkapkan yang terpenting adalah pendidikan spiritual. Meminjam konsep practical consciousness dari Pierre Bourdieu dalam Theory of Practice maka dapat diungkapkan bahwa terbangunnya kesadaran praktis (practical consciousness) dalam ranah transformasi dapat dilakukan melalui pendidikan spiritual (educare).
Reading more: Pendidikan spiritual
Berikut adalah Program Educare yang diselenggarakan di Alam Kebun Raya Bedugul tanggal 6 Juli 2013 bersama Tim Educare Sai Centre Mahendradatta.
href=”https://imadebudiasa.files.wordpress.com/2012/08/dscn3067.jpg”>
View more:
poto2 yang bagusss..i like it…
LikeLiked by 1 person
Thankyou gekpurnama…
LikeLiked by 1 person
Educare….Mantaaaaaaap
LikeLiked by 1 person