KIAT MENULIS ESAI: STRUKTUR DAN JENISNYA

Sebelum lanjut pada kiat menulis esai, struktur dan jenisnya, ada baiknya memahami pengertiannya terlebih dahulu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai /ésai/ n  adalah karya tulis atau karangan ilmiah yang di dalamnya memaparkan tentang masalah tertentu dari sudut pandang pribadi penulis dengan disertai data yang valid. Webster Encyclopedic Dictionary of The English Language (1981) merumuskan bahwa esai sebagai sebuah tulisan, karangan, analisis, atau penafsiran tentang sesuatu yang pada umumnya dengan topik yang kurang lebih terbatas.. Hal senada juga diungkapkan oleh H.B. Jassin bahwa esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam, tidak tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran. Dalam esai terlihat keinginan, sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap soal yang dibicarakan. Pengertian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya, yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa (dalam Sutriyati, dkk.,2019:42). Sementara Cuddon mengungkapkan bahwa esai adalah sebuah komposisi — umumnya dalam bentuk prosa– yang membahas secara formal maupun nonformal satu atau beragam topik (1992). Menurut Hayati pembedaan esai formal dan nonformal ini cukup mencolok. Esai formal adalah esai yang impersonal, bertujuan serius, dan tersusun dengan logis, sedangkan esai nonformal adalah esai yang personal, bertruktur acak, bebas dalam gaya penampilan dan ditandai dengan kemerdekaan gaya dan kekayaan nada (2009).

Melihat dari berbagai difinisi esai dapat dikatakan bahwa esai (essay) adalahi sebuah tulisan yang merepresentasikan daya nalar kritis penulis dalam bentuk analisis ataupun pengejawantahan dari pergulatan tesis, antitesis dan sintesis. dalam sebuah fokus masalah ataupun substansi tema tertentu yang bisa disajikan dalam bentuk formal ataupun non formal. Apapun jenis esainya, substansi ini menjadi sangat penting, walau mesti disadari terkadang kesan karya tulis terutama dalam konteks budaya kontemporer cenderung berpusat pada pergulatan substansi kuasa tirani seputaran pergulatan paradigma antar penulis yang berbeda, kepentingan penulis, pribadinya, sejarahnya, seleranya, hasratnya. Pemikiran kiritis dan refleksif dalam menalar sebuah esai termasuk produksi makna untuk mengkonstruksi atau melakukan pembacaan dekonstruktif terhadapnya, sangat diperlukan. Mengingat sekali lagi pergulatan ideologis, kepentingan dan hasrat sering kali rrepresentatif hadir di dalamya yang melahirkan wacana, seperti hal senada diungkapkan Barthes di bawah ini

The image of literature one can find in contemporary culture is tyrannically centred around the author, his person, his history, his tastes, his passions; criticism still consists for the most part in saying that Baudelaire’s œuvre is the failure of Baudelaire the man, that Van Gogh’s œuvre is his madness, and Tchaikovsky’s his vice: the explanation of the œuvre is always sought on the side of the man who has produced it as if, through the more or less transparent allegory of the fiction, it was always in the end the voice of one person alone, the author, who was giving us his confidences (Barthes as cited in Cuddon, 2013: 60)

Melatih menulis esai ataupun karya tulis umumnya adalah sebuah aktivitas untuk melatih keterampilan berbahasa dan juga mengasah kemampuan penalaran kritis manusia. Alwasilah menyebutkan aktivitas menalar ini sebagai kegiatan memecahkan masalah melalui proses linguistik dan kognitif yang kompleks seperti organizing, structuring, dan revising (2005). Langkah penting dalam latihan menulis esai adalah mengetahui bagaimana struktur esai, jenis-jenis esai dan termasuk diskusi yang tiada henti terkait praktik menulis esai yang menarik dan bermanfaat.

Bagan ini menunjukkan struktur esai pada umumnya yaitu terdiri dari bagian pendahuluan, pembahasan dan simpulan ataupun penutup. Terkadang tanpa harus ada nomor subjudul yang berisi kata pendahuluan, pembahasan dan simpulan. Jika menulis untuk lomba ataupun permintaan penerbit atau pihak tertentu lainnya, maka sebaiknya dilihat terlebih dahulu gaya selingkungnya (biasanya disediakan templete tertentu) yang terkadang bervariasi gayanya termasuk gaya pengutipannya (citation style) dan teknis lainnya yang mesti diikuti. Sekali lagi gambar ini adalah struktur yang umum dalam esai. Jika diperhatikan pada gambar akan tampak ada detail unsur-unsur yang terpenting dalam menulis esai. Menulis esai dengan menggunakan metafora struktur gambar ini rasanya akan dapat lebih memudahkan dalam menulis terutama pada setiap detail sistematika substansi atau intisari dalam esai. Struktur dalam setiap bagian yang terbagi dalam bentuk subjudul tampak dalam setiap paragraf, transisi kalimat atau paragraf yang berfungsi untuk membantu mensistematiskan karya esai yang sedang ditulis atau membantu melakukan skematisasi karya esai. Kerangka pikir dalam bangun struktur tersebut dapat membuat karya esai menjadi lebih jelas dan terarah, sehingga tinggal disesuaikan dengan topik ataupun tujuannya.

Sebuah esai dapat menampilkan deskripsi domain pemikiran yang kritis dan berguna untuk praktik transformatif dan emansipatoris. Lebih lanjut esai tersebut dapat memberikan inspirasi hingga dapat membawa kemanfaatan pada masyarakat. Tampilan deskripsi ataupun narasi esai akan terhubung dalam jenis esai yang akan ditulis. Setelah mengetahui stuktur umum esai, ada bagusnya juga mempelajari jenis-jenis esai untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Telah cukup banyak ditulis dalam berbagai literatur bahwa esai terdiri dari banyak jenis. Ada beberapa jenis esai yang memiliki tujuan penulisan yang berbeda-beda. Setiap jenisnya memiliki cara penulisan dan objek tulisan yang berbeda pula.

JENIS ESAI BERDASARKAN TUJUAN PENULISAN

Paling tidak  ada tujuh jenis esai berdasarkan tujuan penulisannya. Sebenarnya bisa dikembangkan lagi lebih banyak.

No.Jenis Esai Keterangan
1Esai CeritaJenis esai cerita adalah esai yang memiliki tujuan untuk menggambarkan sesuatu. Tujuan dari penulisan esai cerita adalah untuk membuat pembaca dapat merasakan seolah-olah masuk dalam cerita, sedang berada di tempat tersebut ataupun mengalami realita tersebut. Contoh judul: “Kisah Inspiratif Pelaksanaan Nyepi di Bali”
2Esai PaparanEsai paparan adalah jenis essay yang menjelaskan sesuatu secara sangat rinci kepada pembaca. Tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan dan informasi yang detail untuk pembaca esai. Contoh judul: “Kontribusi Nyepi dalam Global Worming
3Esai ArgumentatifJenis esai argumentatif memiliki tujuan untuk membuat pembacanya yakin akan ide atau pandangan penulis terkait suatu isu. Esai argumentatif berusaha untuk menjelaskan kebenaran dari ide penulis dengan penjelasan dan fakta-fakta dengan bukti-buktinya (evidence). Tentu hal tersebut dilakukan supaya pembaca menyetujui ide yang digagas penulis. Contoh judul “Pentingnya mempertahankan budaya Bali dalam Mengarak Ogoh-ogoh”
4Esai LukisanJenis esai lukisan adalah karangan yang berusaha menggambarkan sesuatu keadaan. Dengan harapan para pembaca esai dapat lebih melihat dan memahami deskripsi tersebut. Esai dalam hal ini seperti melukis hingga terlihat jelas dan memiliki daya kreatif seni dalam mendeskripsikannya. Contoh judul esai jenis ini “Teleransi Umat non Hindu saat Nyepi di Bali”
5Esai PersuasifEsai jenis ini memiliki beberapa kemiripan dengan esai argumentatif. Perbedaannya dapat dilihat dari esensi ini dari esai ini bersifat mengajak. Esai persuasif  bertujuan untuk mengajak pembaca untuk melakukan atau mempengaruhi pola pikir pembaca. Ajakannya bisa berupa pola hegemonik. Esai ini sifatnya mengajak menuju aksi atau transformasi atau membelokkan arah ide pembaca. Contoh judul: “Stop Jaringan Internet saat Nyepi”
6Esai ImajinatifEsai jenis ini adalah sebuah tulisan yang berasal dari imajinasi penulis namun tampak sistematis dan logis. Walau yang ditulisnya belum ada realitasnya. Contoh judul: “Praktik Mistik Ogoh-ogoh dalam Dunia Siber”, “Ogoh-ogoh yang Hidup dan Berkomunikasi”
 7Critical Analysis EssayEsai jenis ini termasuk ke dalan jenis esai akademis yang menggunakan paradigma kritis. Umumnya esai jenis ini melakukan analisis secara kritis terhadap karya tulis ataupun penelitian sebelumnyayang ada pada artikel, laporan penelitian, buku, film, lukisan, postingan media sosial dan sebagainya. Penulis dapat melaukan interpretasi terhadap karya yang dianalisis. Esai jenis ini karena bersifat mengkritisi maka sangat penting data-data atau bukti-bukti dan rujukan literatur lainnya.

 

JENIS ESAI BERDASARKAN MACAM PERMASALAHAN

Berikut ini ada delapan jenis esai berdasarkan macam-macam permasalahan dengan ulasan singkatnya.

NoJenis Esai Keterangan
1Esai DeskriptifJenis esai deskriptif adalah esai yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu benda atau subjek manusia. Beberapa permasalahn yang sering diangkat pada jenis esai semisal hewan. tanaman, ogoh-ogoh dan tokoh-tokoh.
2Esai TajukJenis esai tajuk adalah esai yang ada di surat-surat kabar dan menjadi tempat masyarakat dalam menyampaikan pendapatnya. Semisal pendangan masyarakat terhadap suatu masalah yang sering dialami oleh mereka. Dengan tujuan agar diperhatikan oleh pihak yang terkait, contohnya persoalan ogoh-ogoh yang tidak ramah lingkunganEsia tajuk juga sering digunakan untuk mengangkat isu-isu yang sedang hangat. Semisal tentang ogoh-ogoh ditunggangi politik, atau ogoh-ogoh pemicu konflik atau kontestasi antar desa. Selain itu, isu-isu kecil yang menjadi perbincangan masyarakat juga sering ditulis dalam bentuk tajuk. Contohnya fenomena ogoh-ogoh dengan bentuk upin-ipin, atau tokoh kartun lainya. Contoh lainnya Penggunaan musik rock barat dalam ogoh-ogoh
3Esai Cukilan WatakJenis ini merupakan esai yang memungkinkan penulisnya memasukan beberapa watak dari seseorang berkaitan dengan suatu isu. Namun tidak menjelaskan secara detail tokoh yang sedang diambil wataknya. Melainkan hanya sedikit menggunakan watak dari tokoh tersebut untuk mendapatkan sebuah nilai yang dijadikan pedoman hidup.
4Esai PribadiJenis esai pribadi adalah penulisan esai yang mengungkapkan secara jelas pendapat pribadi penulis terkait suatu isu. Mengaitkannya dengan cerita yang bersifat pribadi atau kontekstual dengan pribadi penulis.
5Esai ReflektifJenis esai reflektif adalah esai yang menekankan pada perenungan terhadap suatu keadaan. Semisal NYEPI sebagai SILENT DAY hari untuk melakukan self reflection dan auto audit pada diri sendiri.
6Esai Kritik

 

Jenis esai kritik esai yang bersifat kritis tapi tidak selalu hanya menyalahkan namun juga ada solusi dan saran pemecahannya. Esai kritis biasanya sangat menarik karena idenya frontal dan melawan arus domain umum budaya (mainstream). Misalnya kritik terhadap pelaksanaan ogoh-ogoh yang kurang mengikuti etika spiritual.
7Esai Artikel Penelitian Jenis esai artikel penelitian adalah esai yang mengulas mengenai hasil dari suatu penelitian. Intervensi metode penelitian dan karangka konseptualnya tampak nyata. Terlihat hasil tamuan penelitian yang nyata.
 8Esai Artikel Pemikiran Jenis esai artikel pemikiran adalah esai yang mengulas mengenai pemikiran atau konsepsi-konsepsi pertimbangan ilmiah tertentu. Intervensi metode penelitian dan karangka konseptualnya tampak nyata. Terlihat juga hasil tamuan atau ide pemikiran yang nyata.

Berbagai jenis esai bisa muncul sesuai dengan kreatifitas seorang penulis. Jenis esai bisa berkembang sesuai dengan kemampuan berinovasi dan distingtif penulisnya sendiri.

Diskusi Tips Menulis Esai

1. Menentukan topik, isu dan tema yang menarik

Sebelum menulis sebuah esai, tentukan terlebih dahulu tujuan dan masalahnya. Topik, tema dan isu yang bagus akan mempengaruhi isi keseluruhan karya tulis  tersebut. Tentu dalam menulis essay perlu untuk memikirkan tema apa yang akan ditulis. Termasuk kaitannya dengan segala aspek kehidupan lainnya. Relasi tema-tema yang menarik akan menjadi magnet dalam esai yang ditulis.

2. Mengumpulkan detail data

Pengumpulan data bisa dilakukan dengan observasi, diskusi grup terfokus, wawancara, ataupun dokumentasim dan teknik kepustakaan mencari buku atau tulisan-tulisan yang terkait. Melakukan studi literatur. atau literatur review terkait tema yang dipilih dapat membantu membuat kerangka berpikir lebih baik lagi. Satu topik bisa dikembangkan menjadi sangat menarik jika tersedia data-data yang menarik (eye catching).

3. Membuat kerangka pikir, maping mind dan outline esai

Kerangka pikir berfungsi untuk membuat karya yang sistematis dengan modeling konsep bahkan merencanakan penggunaan teori tertentu yang relevan. Peta-peta pikiran terkait tema yang terstruktur  dan outline yang detail akan memudahkan ide pokok dalam menulis setiap paragrap yang terhubung dalam esai. Gunakan bagan struktur di atas.

4. Penalaran induktif, deduktif, ineratif, naratif, campuran dan abduktif

Perlu ditentukan apakah penalaran yang akan kita gunakan adalah deduktif yaitu memaparkan pengetahuan yang umum baru yang khusus. Ataukan induktif ide-ide pokok umum belakangan lebih memilih yang khusus dan kejadian spesifik terlebih dahulu baru kesimpulan. Lebih lanjut apakah ineratif yaitu gagasan utama diletakkan di tengah paragraf, ataupun naratif yaitu merata, maupun yang model campuran. Penalaran abduktif ini mencoba untuk membuat ide-ide pokok dalam karangan tanpa mencari simpulan atau kebenaran tunggal namun membuka ruang paradigmatis yang dinamis dengan berbagai simpulan yang secara logis mengandung nilai kebenaran relatif.

5. Editing yang terus menerus dan ketahui esensi atau tujuan penulisan

Lakukan editing terus-menerus, libatkan sahabat ataupun expert pada bidang yang kita tulis dan yang lainnya untuk membaca  draft esai. Biarkan draft esai tersebut dikritisi hingga tulisan akan semakin matang dan berguna. Ketahui dengan baik esensi dan tujuan penulisan esai pada topik yang telah ditentukan.

6. Mulailah menulis dengan hening dan dengarkan Inner Voice

Keadaan tenang dan hening  sangat berpotensi untuk membuahkan karya esai yang berkualitas. Menulislah dengan hati, dengan mengikuti suara hati. Suara hati atau inner voice diyakini  sebagai suara Tuhan yang terdengar. Dalam hati yang jernih dan bersih maka  Inner voice bisa kita fungsikan dalam menulis. Tentunya dikontekstualkan dengan realitas kehidupan yang diamati.

7. Perhatikan teknis penulisan

Teknis penulisan menjadi suatu poin yang penting. Baca detail Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) PUEBI sebagai pedoman bisa klik tanda berikut

Setelah diskusi terkait apa itu esai, struktur, beraneka jenis, dan tip menulisnya maka langkah terpenting yang tidak boleh dilewati adalah mensegerakan praktik menulis. Praktik menulis secara terus menerus akan mematangkan kualitas selain kuantitas menulis. Praktik, praktik, dan praktik terus sambil menyelami samudera pengetahuan dan belantara esai yang jika fokus pada bagian substansi tulisan dan penggunaan pilihan bahasa, maka akan sering dihadapkan pada pergulatan deologis di dalamnya, karena di balik bahasa kental dengan nuansa ideologi dan kepentingan. Hal ini justru menjadi daya tarik untuk mengasah daya nalar kritis, sekaligus akan berhadapan dengan pemahaman konprehensif teori-teori dalam berbagai paradigma, terutama dalam paradigma kritis . Sebagai contoh seperti esai Foucault berjudul “what is an Author“, kemudian pandangan Barthes, hingaa pembacaan dekonstruksi Derrida seperti kutipan berikut yang bagus untuk direnungkan terkait menulis esai, posisi penulis, penulis, kuasa dan pengetahuan, produksi dan reproduksi makna, sekaligus hal ini sebagai bahan akhir dalam sesi diskusi pada tema menulis esai ini.

Foucault historicizes the notion of authorship in a sceptical way and envisages anonymous texts at the end. But this is distinct from Barthes’s point of view. Finally, it should be said that, arguably, the ‘death of the author’ was initiated in Anglo-American literary criticism by the New Critics (see new criticism), who, like deconstructionists, advocated the primacy of the text (though with totally different results). Barthes has argued that the New Critics have consolidated the position of the author. See deconstruction (Foucault’s essay What is an Author? (Foucault as cited in Cuddon, 2013: 60).

The implied attack on Derrida in “What is an Author?”: both lead towards accepting the irretrievably social and institutional nature of language. Yet there remains a certain equivo cation. In these essays, it is still as if language, as formed by the rules of discourse, commits a violence against, or even represses, writing as the domain of materiality, chance and reversibility. It reduces “the great peril, the great danger with which fiction threatens our world,” as Foucault puts it in “What is an Author?” If this is so, what then of the productivity, the affirmative power of discursive formations? As we have seen, Foucault can insist that discourse is produced in ordered patterns because énoncés are discrete, rare, and drawn into existence only as they open out onto an already patterned and visible (or, better, sensible) exterior or non-discursive world. In “The Order of Discourse” the tension between the view that institutionally sanctioned knowledge reduces the power of writing, and the view that the rule-boundedness of such knowledge is a productive force, is resolved by dividing the task of discourse-analysis in two. On the one side, discourse analysis is to be “critical,” examining the ways that discourse works to exclude, limit or appropriate. On the other, it is to be “genealogical,” examining the shifting rules for the production of discourse. (During, 1992:120).

Referensi

Alwasilah, A. Chaedar. “Pendidikan Berpikir Kritis: dari CDA sampai Kurikulum Pembelajaran.” presentedin Kongres Linguistik Nasional (2005).

Cuddon, John Anthony. A dictionary of literary terms and literary theory. John Wiley & Sons, 2013.

Cuddon, J.A.m. Dictionary of Literary Terms and Literary Theory.London: Penguin Books.1992.

During, Simon. Foucault and Literature: Towards a genealogy of writing. Routledge, 1992.

Hayati, Wahyu Islamul, Sugeng Utaya, and I. Komang Astina. “Efektivitas Student Worksheet Berbasis Project Based Learning dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Geografi.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 1.3 (2016): 468-474.

K. B. B. I. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).” Kementerian Pendidikan dan Budaya (2016).

Sunendar, Dadang. “Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.” (2016)

Sutriyati, Widyatmike Gede Mulawarman, and Yusak Hudiyono. “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Esai dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal melalui Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Siswa SMA.” Diglosia 2.1 (2019): 39-46.

Webster, Noah. Webster’s third new international dictionary of the English language, unabridged. Vol. 1. Merriam-Webster, 1981.

1 thought on “KIAT MENULIS ESAI: STRUKTUR DAN JENISNYA”

Leave a Comment